Pages

Labels

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

Quick Notice

Eni Anggraini. Diberdayakan oleh Blogger.

About Me

Foto Saya
A.I.N.I
Aku Hanyalah rumput yang tumbuh dijalan, yang terkadang terinjak oleh kaki-kaki manusia yang bertatah. Aku adalah rumput hijau yang tumbuh dikala air membasahi dengan embun-embun pagi. Tapi aku bukanlah rumput jalar yang tumbuh diantara ranting tanpa permisi. Memuja dewa dengan mengemis dan meminta belas kasih. "Aku Hanyalah Wanita Biasa"
 Lihat profil lengkapku

Video

Followers

Chat Box


ShoutMix chat widget

25 September 2010

“Sambal CINTA untuk Kakek ompong”

Mau dimulai dari mana ya ceritanya…
Nenek lincah mulai mengingat-ingat kejadian lalu.

Waah..ingatan ku lumayan masih tajam ya…(hihihi…Baru juga seminggu Nek, belom seabat) :D

Hari itu hari yang paling menyedihkan...orang pada senang-senang menikmati bahagianya Hari Raya. Eeh..si Nenek malah di rumah aja…(cuci piring, epel rumah, masak, cuci baju,de..el..el…) setumpuk pekerjaan yang dijalankan kaum wanita.
Tua-tua gini saia ma masih lincah ya…hehe..(kata Nenek dalam hati)

Lihat hape ngak bunyi-bunyi…lihat sekali lagi aaah…ternyata tetap aja ngak bunyi…
“dreeer..dreeer…” (Getaran hape tanda SMS masuk).

“Nek, Izin dulu ya sayang..Kakek mau jalan dulu”
Huuuft..Kakek Gaul ternyata SMS, izin jalan tapi ngak ngajakin saia.

SMS pun langsung direplay
“Aku ditinggal ya Kek” si Nenek bersikap manja berharap dapet tawaran “mau ikut ngak Nek”..

Hehe….Ternyata Kakek langsung meluncur tebar pesona.

Malam pun tiba…menanti Kakek pulang bawa senyuman, tapi semakin dinanti si Kakek keasyikan tebar pesona kayaknya…

“Saia dilupakan..” (Nenek bersedih) :’(

Satu hari setelah itu ada yang berubah dari sikap Kakek…dan Hape Nenek pun dah mulai jarang bergetar…”Nasib ya nasib jauh perantauan”

Aku rela..oh…aku rela…suara seksi Nenek mulai bernyanyi…
Sedihnya hatiku…hancurnya hatiku..ooh…nasib ku si Nenek peyot

Cerita dari cerita… Kakek pun menelpon Nenek, setelah panjang lebar dari palembang ke jakarta nyampe bandung ke papua akhirnya balik lagi ke palembang..(hehe..ceritanya mulai ngaur nc…),

“Sedih saia Kek mendengar itu, tak tau apa yang ku rasakan saat itu, aku begitu lelah..lelah…sekali lagi Aku katakan AKU LELAH dengan problematika seperti ini.
Aku terlanjur memilih mu, aku terlanjur menyayangi mu dan berharap si peyot dan ompong selamanya bersama…

Air mata pun tak kan menyelesaikan masalah…hanya keegoan yang melanda…
Dan berharap esok ada keajaiban yang merubah keadaan ini.

Tanpa basa-basi..
“Kek aku mau bertemu, bertemu dengan mu..ini permintaan ku, jika memang esok tak layak disapa..jika memang esok tak dapat ramah..aku hanya punya harapan izinkanlah aku bertemu untuk terakhir kalinya..Aku ingin jumpa dengan mu walau hanya sejenak.

Malam itu gemuruh pun pecah dan akhirnya ku sadari aku bukanlah wanita yang sempurna…wanita biasa ya tetaplah biasa.

“haaaaaaa……ceritanya kenapa jadi mellow ya…” (Maafkan aku ya Kek jadi curhat)

Lanjut ke sambal Nek >>>>

Tak bisa tidur..
Tak bisa tidur..

Tibalah pagi menyapa dengan mentarinya…
Hari ini saia mau buat masakan special buat Kakek ku tersayang..saia yakin dia tidak akan melewati kerja keras saia dalam memasak (berharap Kakek nambah gitu makannya..tapi ngak taunya kepedasan)

Iris-iris…ulek-ulek….seng-oseng…..jadi dec…sambal CINTA buat Kakek Genit.
Dengan bumbu air mata saia membuatnya…(maklum masih teringat cerita semalam)
Huuu…dasar Nenek cengeng…!!

Dag..dig..dug…duaaaar….
Menanti jumpa dengan mu hati ku berdetup-detup kencang…seakan mau pembagian rapor di kelas saja. Hehe…

Hari itu…

Dirimu mengawali dengan salam..
Bla..bla…bla….dan bla..bla…(pembahasan disensor) :D

Kembali kesambal CINTA again>>>

“Ini oleh-oleh dari ku Kek, bawalah pulang…buat kamu, makanlah..sekalian ajak teman-temanya, kalau tak enak jangan diejek ya..tapi kalau enak tolong dipuji ya..”(Hehe, cengar-cengir yang bacanya)

Suasana hari itu ternyata tidak seperti yang aku bayangkan…ternyata esok mentari masih menyapa dengan indahnya…

“Lihatlah pelangi d'saat datang...warnanya indah penuh keceriaan..
tapi adakalah pelangi yang indah itu berubah menjadi suram saat awan menutupi tepinya...namun kemudian hujan menghampiri dengan kesejukan.

pelangi yang indah akan kembali menjadi indah..bahkan keindahannya tak tergantikan”

semoga senantiasa bersama..walau lika-likunya masih tak teraba..walau badai masih melanda…walau kehidupan tak bisa dijamak..semoga perlahan kebahagiaan itu datang menyapa..
(Harapan Ku)

Sambal CINTA ternyata begini rasanya..
Ada pedas, asam, manis seperti layaknya kehidupan yang tak perna berhenti menguji.

Semoga kita bisa bertahan sampai tiba kebahagiaan menghampiri dengan perlahan dan mimpi-mimpi itu menjadi nyata.

• Jaga Hati
• Jaga Fikiran
• Jaga Iman


Ingat, “DEMI MASA” ^_^ "HANI"



read more...

4 September 2010

[Motivasi] Kisah seekor monyet

Seekor anak monyet bersiap-siap hendak melakukan perjalanan jauh. Ia merasa sudah bosan dengan hutan tempat hidupnya sekarang. Ia mendengar bahwa di bagian lain dunia ini ada tempat yang disebut "hutan" di mana ia berpikir akan mendapatkan tempat yang lebih "baik". "Aku akan mencari kehidupan yang lebih baik!" katanya. Orangtua si Monyet, meskipun bersedih, melepaskan kepergiannya. "Biarlah ia belajar untuk kehidupannya sendiri," kata sang Ayah kepada sang Ibu dengan bijak.

Maka pergilah si Anak Monyet itu mencari "hutan" yang ia gambarkan sebagai tempat hidup kau Monyet yang lebih baik. Sementara kedua orangtuanya tetap tinggal di hutan itu. Waktu terus berlalu, sampai suatu ketika, si Anak Monyet itu secara mengejutkan kembali ke orangtuanya. Tentu kedatangan anak semata wayang itu disambut gembira orangtuanya.

Sambil berpelukan, si Anak Monyet berkata, "Ayah, Ibu, aku tidak menemukan hutan seperti yang aku angan-angankan. Semua binatang yang aku temui selalu keheranan setiap aku menceritakan bahwa aku akan bergi ke sebuah tempat yang lebih baik bagi semua binatang yang bernama hutan." "Malah, mereka mentertawakanku." sambungnya sedih. Sang Ayah dan Ibu hanya tersenyum mendengarkan si Anak Monyet itu. "Sampai aku bertemu dengan Gajah yang bijaksana," lanjutnya, "Ia mengatakan bahwa sebenarnya apa yang aku cari dan sebut sebagai hutan itu adalah hutan yang kita tinggali ini!. Kamu sudah mendapatkan dan tinggal di m hutan itu!" Benar, anakku. Kadang-kadang kita memang berpikir tentang hal-hal yang
jauh, padahal apa yang dimaksud itu sebenarnya sudah ada di depan mata."

Kita semua adalah si Anak Monyet itu. Hal-hal sederhana, hal-hal ada di sekitar kita tidak kita perhatikan. Justru kita melihat hal yang "jauh-jauh" yang pada dasarnya sudah di depan mata. Kita gelisah dengan karir pekerjaan, kita gelisah dengan sekolah anak-anak, kita gelisah dengan segala
rencana kehidupan kita. Padahal, yang pekerjaan kita sekarang adalah bagian dari karir kita. Padahal, anak-anak kita bersekolah sekarang adalah bagian dari proses pendidikan mereka dan hidup yang kita jalani adalah bagian dari rangkaian kehidupan kita ke masa yang akan datang.

Tanpa mengecilkan arti masa depan dan sesuatu yang lebih baik, ada baiknya apabila kita fokus dengan apa yang ada di depan mata, apa yang kita kerjakan sekarang, karena hal ini akan berpengaruh terhadap masa depan Anda. Dia memandangku dan berkata, "Kamu belajar dengan cepat, tapi jawabanmu masih salah karena banyak orang yang buta."

Gagal lagi, aku meneruskan usahaku mencari jawaban baru dan dari tahun ke tahun, Ibu terus bertanya padaku beberapa kali dan jawaban dia selalu, "Bukan. Tapi, kamu makin pandai dari tahun ke tahun, anakku."

Akhirnya tahun lalu, kakekku meninggal. Semua keluarga sedih. Semua menangis. Bahkan, ayahku menangis. Aku sangat ingat itu karena itulah saat kedua kalinya aku melihatnya menangis. Ibuku memandangku ketika tiba giliranku untuk mengucapkan selamat tinggal pada kakek.

Dia bertanya padaku, "Apakah kamu sudah tahu apa bagian tubuh yang paling penting, sayang?"

Aku terkejut ketika Ibu bertanya pada saat seperti ini. Aku sering berpikir, ini hanyalah permainan antara Ibu dan aku.

Ibu melihat kebingungan di wajahku dan memberitahuku, "Pertanyaan ini penting. Ini akan menunjukkan padamu apakah kamu sudah benar- benar"hidup". Untuk semua bagian tubuh yang kamu beritahu padaku dulu, aku selalu berkata kamu salah dan aku telah memberitahukan kamu kenapa. Tapi, hari ini adalah hari di mana kamu harus belajar pelajaran yang sangat penting."

Dia memandangku dengan wajah keibuan. Aku melihat matanya penuh dengan air mata. Dia berkata, "Sayangku, bagian tubuh yang paling penting adalah bahumu." Aku bertanya, "Apakah karena fungsinya untuk menahan kepala?" Ibu
membalas, "Bukan, tapi karena bahu dapat menahan kepala seorang teman atau orang yang kamu sayangin ketika mereka menangis. Kadang-kadang dalam hidup ini, semua orang perlu bahu untuk menangis. Aku cuma berharap, kamu punya cukup kasih sayang dan teman-teman agar kamu selalu punya bahu untuk menangis kapan pun kamu membutuhkannya."

Akhirnya, aku tahu, bagian tubuh yang paling penting adalah tidak menjadi orang yang mementingkan diri sendiri. Tapi, simpati terhadap penderitaan yang dialamin oleh orang lain. Orang akan melupakan apa yang kamu katakan... Orang akan melupakan apa yang kamu lakukan... Tapi, orang TIDAK akan pernah lupa bagaimana kamu membuat mereka berarti.

"Masa depan Anda, karir Anda, serta kehidupan Anda adalah yang Anda kerjakan hari ini."
read more...
 
 

Diseñado por: Compartidísimo
Scrapping elementos: Deliciouscraps©