Pages

About Me

Foto Saya
A.I.N.I
Aku Hanyalah rumput yang tumbuh dijalan, yang terkadang terinjak oleh kaki-kaki manusia yang bertatah. Aku adalah rumput hijau yang tumbuh dikala air membasahi dengan embun-embun pagi. Tapi aku bukanlah rumput jalar yang tumbuh diantara ranting tanpa permisi. Memuja dewa dengan mengemis dan meminta belas kasih. "Aku Hanyalah Wanita Biasa"
 Lihat profil lengkapku

Video

Followers

Chat Box


ShoutMix chat widget

14 Agustus 2010

- Antara Jodoh dan waktu -


Alkisah disuatu pulau kecil, tinggalah berbagai macam benda2 abstrak; ada jodoh, kesedihann, kekayaan, kegembiraan dan sebagainya. Mereka hidup berdampingan dg baik.

Namun suatu ketika, datanglah badai menghempas pulau kecil itu dan air laut tiba2 naik dan akan menenggelamkan pulau itu. Semua penghuni pulau cepat-cepat berusaha menyelamatkan diri. jodoh sangat kebingungan sebab ia tdk bs berenanag dan tdk mempunyai perahu.
Ia berdiri di tepi pantai mencoba mencari pertolongan. Sementara itu air lautpun mulai naik membasahi kaki jodoh.

Taklama kemudian, jodoh melihat kekayaana sedang mendayung perahu. "kekayaan..kekayaan tolong aku!" teriak jodoh. "Aduh! maaf jodoh"! kata kekayaan. "perahuku penuh dg harta bendaku.
Aku tak dapat membawamu serta, nanti perahuku tenggelam. Lagipula tak ada tempat lagi bagimu diperahuku".

Lalu kekayaan cepat2 pergi mendayung perahunya. Jodoh sedih sekali, namun kemudian dilihatnya kegembiraan lewat dg perahunya. "kegembiraan...tolong aku!", teriak jodoh. Namun kegembiraan terlalu gembira krn ia bs selamat sehingga ia tdk mendengar teriakan jodoh.

Air makin tinggi membasahi jodoh sampai kepinggang dan jodohpun semakin panik. Tak lama kemudian lewatlahlah kecantikan. "Kecantikan..bawalah aku bersamamu!", teriak jodoh. "Wah jodoh km basah dan kotor, aku tk bs membawamu. Nanti kamu mengotori perahuku yg indah ini" sahut kecantikan.


Jodoh merasa sedih kali mendengarnya. Ia mulai menangis terisak-isak. Saat itu lewatlah Kesedihan. “Oh, Kesedihan, bawalah aku bersamamu”, kata Jodoh. “Maaf, Jodoh. Aku sedang sedih dan aku ingin sendiri saja…” kata Kesedihan sambil terus mendayung perahunya. Jodoh putus asa. Ia merasakan air makin naik dan menenggelamkannya. Pada saat kritis itulah tiba-tiba terdengar suara, “Jodoh! Mari cepat naik ke perahunku!” Jodoh menoleh ke arah suara itu dan melihat seorang tua dengan perahunya. Cepat-cepat Jodoh naik perahu itu, tepat sebelum air menenggelamkannya.

Di pulau terdekat, orang tua itu menurunkan Jodoh dan segera pergi lagi. Pada saat itu barulah Jodoh sadar bahwa ia sama sekali tidak mengetahui siapa orang tua yang menyelamatkannya itu. Jodoh segera menanyakan kepada seorang penduduk dipulau itu, siapa sebenarnya orang tua itu. “Oh, orang tua tadi? Dia adalah Waktu” kata orang itu. “Tapi, mengapa ia menyelamatkanku? Aku tak mengenalnya. Bahkan teman-teman yang mengenalku pun enggan menolongku” tanya Jodoh heran. “sebab”, kata orang itu, “engkau telah berusaha sedemikian rupa, dan hanya Waktu lah yang akan menjawab siapa dan dimana Jodoh itu berada…”

0 komentar:

Posting Komentar

 
 

Diseñado por: Compartidísimo
Scrapping elementos: Deliciouscraps©